Kamis, 23 Januari 2014

khusyu' shalatBagaimana ummatmu bisa bahagia wahai Muhammad, sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk meninggalkan sholat, dan saya berkata kepadanya,"Sholat bukanlah kewajiban kalian, sholat hanya kewajiban orang-orang yg diberi nikmat oleh Alloh".
Saya pun berkata kpda orang yg sakit, "Tinggalkan sholat, karena sholat bukanlah kewajibanmu. Sholat hanyalah kewajiban orang-orang yg diberi nikmat kesehatan. Sebab Alloh sudah berfirman, '…dan tidak apa- apa bagi seorang yang sedang sakit…" (QS An-Nur:61). Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan sholat. Akhirnya ia mati dalam kondisi kafir. Apabila ia mati dengan meninggalkan sholat ketika sedang sakit, maka ia akan bertemu Alloh dgn dimurkai.
Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau memohon kepada Alloh agar saya dijadikan debu yg lembut.
Wahai Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu, sementara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam?".
Kemudian Rasululloh SAW meneruskan pertanyaannya, "Wahai mahluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?".
"Orang-orang yg suka makan riba", jawab Iblis.
"Lalu siapa teman dekatmu?", tanya Rosululloh SAW.
"Orang yang berzina", jawab Iblis.
"Siapa teman tidurmu?", tanya Rosululloh SAW.
"Orang yang mabuk", jawab Iblis.
"Siapa tamumu?", tanya Rosululloh SAW.
"Pencuri", jawab Iblis.
"Siapa utusanmu?", tanya Rosululloh SAW.
"Tukang sihir", jawab Iblis.
"Apa yg menyenangkan pandangan matamu?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang bersumpah dengan talak", jawab Iblis.
"Siapa kekasihmu?", tanya Rosululloh SAW.
"Orang yg meninggalkan sholat Jum'at", jawab Iblis.
"Wahai mahluk yg terkutuk, apa yg mengakibatkan punggungmu patah?", tanya Rosululloh SAW.
"Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Alloh SWT", jawab Iblis.
"Apa yang membuat hatimu panas?", tanya Rosulullah SAW.
"Banyak beristighfar kepada Alloh, baik di malam hari maupun di siang hari", jawab Iblis.
"Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?", tanya Rosululloh SAW.
"Sedekah secara rahasia", jawab Iblis.
"Apa yg menjadikan matamu buta?", tanya Rosululloh SAW.
"Sholat diwaktu sahur", jawab Iblis.
"Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?", tanya Rosululloh SAW.
"Memperbanyak sholat berjamaah", tutur Iblis.
"Siapa orang yang paling membahagiakanmu?", tanya Rosululloh SAW.
"Orang yang sengaja meninggalkan sholat", tutur Iblis.
"Siapa yang paling celaka menurut engkau?", tanya Rosululloh SAW.
"Orang-orang yang kikir", jawab Iblis.
"Apa yang paling menyita pekerjaanmu?", tanya Rosululloh SAW.
"Majelis orang-orang alim", jawab Iblis
"Bagaimana cara engkau makan?", tanya Rosululloh SAW.
"Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku", jawab Iblis.
"Dimana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu diwaktu panas?", tanya Rosululloh SAW.
"Dibawah kuku manusia", jawab Iblis.
"Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?", Tanya Rosululloh SAW.
"Sepuluh macam", jawab Iblis.
"Apa saja itu wahai mahluk terkutuk?", tanya Rosululloh SAW.
Iblis pun menjawab : "Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Alloh mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Alloh SWT : "Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka". (QS.Al-Isra':64).
Setiap harta yg tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yg tidak dimohonkan perlindungan kepada Alloh dari setan yang terkutuk.
Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Alloh dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Alloh SWT: "Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki". (QS.Al-Isra':64).
Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi.
Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku.
Saya memohon agar saya punya Al-Qur'an, maka Syair adalah Al-Qur'anku.
Saya memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah penggilan adzanku.
Saya memohon kepada-Nya agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku.
Saya memohon agar saya memiliki teman – teman yang menolongku, maka kelompok Al- Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku.
Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku. Itulah maksud firman Allah SWT : "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kpada Tuhannya". (QS.Al-Isra':27)
Rosululloh SAW berkata kepada Iblis, "Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Alloh tentu aku tidak akan membenarkanmu".
Lalu Iblis berkata lagi, "Wahai Muhammad, saya memohon kepada Alloh agar saya bisa melihat anak-cucu Adam, sementara mereka tidak bisa melihatku. Kemudian Alloh menjadikan aku bisa mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan kemanapun sesuai kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa. Kemudian Alloh berfirman kepadaku. "Engkau bisa melakukan apa saja yang kau minta". Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari Kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada orang yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat".
Iblis melanjutkan lagi, "Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan sholat Isya". Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur terlebih dahulu sebelum menjalankan sholat.
Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Alloh membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala. Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Sebab setiap ketaatan yg dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala.
Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal, dimana ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang berada di majelis pengajian dan ketika khatib sedang berkuthbah. Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak bisa mendengarkan apa yg dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya".
Iblis melanjutkan lagi,"Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yg mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, "Keluarkan tanganmu". Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya". Iblis melanjutkan lagi,
"Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikan saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan segelintir manusia pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan dua kalimat Syahadat, "Tidak ada Tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah Utusan-Nya".
Tidak akan ada lagi orang yang sholat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada siapa saja. Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Alloh.
Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai argumentasi (Hujjah) Alloh SWT terhadap mahluk-Nya. Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Alloh sebagai orang celaka.
Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Alloh sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yg celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Alloh sejak dalam perut ibunya".
Rosululloh SAW kemudian membacakan firman Alloh SWT :
"Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi Rahmat oleh Tuhanmu'. (QS.Hud:118-119).
Kemudian beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman Allah SWT : "Dan adalah ketetapan Alloh itu suatu ketetapan yang pasti berlaku". (QS.Al-Ahzab:38).
Lantas Rosululloh SAW berkata lagi kepada iblis, "Wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Alloh, sementara saya akan menjaminmu masuk surga".
Iblis menjawab, "Wahai Rosululloh, Ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat nanti. Maka Maha Suci Alloh Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khathib para penduduk Surga, Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang celaka dan Khatib para penduduk Neraka. Saya adalah mahluk yang celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya ". Segala Puji bagi Alloh Tuhan Semesta Alam, Awal dan Akhir, Zhahir dan Bathin Dan semoga Sholawat dan Salam sejahtera tetap diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan para Nabi.
T A M A T
Sumber : Dikutip oleh tim Sarkub dari Kitab Syajaratul Kaun, tulisan Al- Ustadz Sulaiman Sang Pengembara, Mkub

Dajjal Wahabi Menggugat "MAULID NABI", Sunni/Aswaja Menjawab

Wahabi: “Anda hanya menganalogikan perayaan Maulid dengan puasa Asyura’, yang terdapat dalam hadits. Mengapa Anda tidak menganalogikan Maulid dengan dalil dalam al-Qur’an?”

Sunni: “Di dalam al-Qur’an juga terdapat ayat yang dapat dijadikan dasar Maulid Nabi SAW. Allah SWT berfirman:

“ Isa putera Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami Yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezkilah Kami, dan Engkaulah pemberi rezki yang paling Utama”. (QS. al-Maidah : 114).

Dalam ayat di atas, Nabi Isa AS berdoa kepada Allah agar dikaruniakan hidangan dari langit yang akan menjadi hari raya bagi umatnya. Yang jelas, lahirnya Nabi Muhammad SAW lebih utama dari pada turunnya hidangan dari langit kepada Nabi Isa AS. Apabila turunnya hidangan dari langit layak dijadikan sebagai hari raya, sudah barang tentu lahirnya Rasulullah SAW lebih layak dijadikan hari raya karena memang jauh lebih mulia dan lebih utama.

Wahabi: “Anda harus tahu bahwa yang pertama kali merayakan Maulid Nabi SAW itu orang-orang Syiah Isma’iliyah di Mesir, yang termasuk aliran sesat menurut Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Mengapa Anda mengikuti jejak orang-orang Syiah?”

Sunni: “Memang kaum yang anti Maulid seperti Wahabi menjelaskan bahwa yang pertama kali menggelar Maulid itu orang-orang Syiah Isma’iliyah di Mesir. Sementara para ulama yang pro Maulid menjelaskan bahwa yang pertama kali menggelar Maulid itu seorang Raja yang adil, penganut Ahlussunnah Wal-Jama’ah, yaitu Sultan Muzhaffaruddin Kawkabri bin Zainuddin Ali Buktikin. Beliau mengikuti jejak seorang ulama shaleh yang populer, yaitu al-Imam Umar bin Muhammad al-Mulla. Versi kedua ini sepertinya lebih dipercaya, karena disebutkan oleh al-Hafizh al-Suyuthi, dan sebelumnya disebutkan oleh al-Imam al-Hafizh Abu Syamah al-Dimasyqi dalam kitabnya al-Ba’its ‘ala Inkar al-Bida’ wa al-Hawadits, hal. 95-96. Kitab ini sangat dikagumi oleh kaum Wahabi, dan di-tahqiq oleh Masyhur Hasan Salman, penulis Wahabi yang sangat produktif, karena banyak mengupas persoalan bid’ah yang diperangi oleh kaum Wahabi. Meskipun demikian, Abu Syamah masih menganggap perayaan Maulid termasuk bid’ah paling hasanah.

Dan seandainya, versi kaum anti Maulid tersebut benar, bahwa yang pertama kali menggelar Maulid itu orang-orang Syiah Isma’iliyah yang sesat, maka hal ini tidak berpengaruh terhadap hukum Maulid, karena dalil yang diajukan oleh para ulama sangat kuat, sebagaimana kami tegaskan sebelumnya. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya:

“Dari Aisyah RA, bahwa kaum Quraisy telah berpuasa Asyura pada masa-masa Jahiliyah, kemudian Rasulullah SAW , memerintahkan umatnya berpuasa sampai akhirnya diwajibkan puasa Ramadhan dan Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mau berpuasa Asyura berpuasalah, dan barang siapa yang mau tidak berpuasa, maka tidak berpuasa.”

Dalam hadits di atas, dijelaskan bahwa puasa Asyura itu tradisi kaum Quraisy pada masa-masa Jahiliyah. Akan tetapi karena puasa tersebut benar, maka Rasulullah SAW memerintahkan umatnya berpuasa, tidak peduli walaupun puasa tersebut dari Jahiliyah.

Wahabi: “Itu yang menetapkan puasa Asyura kan Rasulullah SAW. Kalau Maulid siapa?”

Sunni; “Kalau Maulid yang menetapkan jelas para ulama besar seperti al-Imam Abu Syamah, Ibnu Taimiyah, al-Hafizh Ibnu Hajar, al-Suyuthi dan lain-lain, dengan dalil Qiyas, yaitu dianalogikan terhadap hadits Rasulullah SAW dan al-Qur’an yang turun kepada Rasulullah SAW. Nah, kan persoalannya selesai. Mau apalagi? Dalam agama kan seperti itu?”

Wahabi: “Hari kelahiran Rasulullah SAW diperselisihkan oleh para sejarawan. Mengapa Anda menetapkan Maulid Nabi SAW pada bulan Maulid?”

Sunni: “Perlu Anda ketahui, bahwa para ulama menggelar Maulid, dasarnya bukan karena hari kelahiran Nabi SAW disepakati pada hari tertentu secara pasti. Coba Anda lihat dalil-dalil para ulama yang kami kutip. Tidak ada yang berdalil, karena hari kelahiran Nabi SAW tanggal sekian secara definitif. Dan para ulama yang menganjurkan Maulid seperti Abu Syamah, Ibnu Taimiah, Ibnu Hajar dan al-Suyuthi, semuanya ahli hadits dan sejarah. Tidak perlu belajar kepada kita soal sejarah kelahiran Nabi SAW.

Hanya saja yang perlu Anda ketahui, hari kelahiran Nabi SAW yang paling dikuatkan oleh para ulama adalah Senin tanggal 12 Rabiul Awal. Ini saja sudah cukup dalam menjadi ketetapan hari perayaan Maulid. Karena masalah Maulid ini bukan persoalan akidah, yang harus menggunakan dalil shahih dan qath’iy.”

Wahabi: “Kelompok Anda dalam mengamalkan suatu amalan, tidak mencari dalil dulu. Tapi mengamalkan dulu, baru mencari dalilnya. Bukan mencari dalilnya dulu, baru mengamalkan.”

Sunni: “Maaf, itu kan menurut Anda. Anda sepertinya tidak tahu sejarah Islam. Anda perlu belajar agama lebih dalam lagi. Apakah Anda kira bahwa yang mengawali tradisi Maulid itu orang awam yang tidak mengerti ilmu agama? Tradisi Maulid itu awalnya dari ulama. Hanya karena sekarang ini, amaliyah umat Islam banyak mendapat serangan dari kelompok Anda, maka para ulama mencarikan dalilnya. Dan itu sudah ada sejak dulu. Sedangkan statemen Anda, bahwa kami mencari pembenaran dari dalil, itu karena Anda, hanya menggunakan dalil kullu bid’atin dholalah. Setiap ada persoalan, anda dalili dengan hadits kullu bid’atin dholalah, dengan pemahaman yang tidak sesuai dengan pemahaman ahli hadits. Maaf, kami agak keras, karena mengimbangi bahasa Anda.”

Mudah-mudahan catatan ini bermanfaa

IDRUSRAMLI.COM
Islamic Motivation