PANCASILA
KITA
Oleh
: Arbiandi Saputra
Kamis,
03 Oct 2013
Pancasila
sejatinya adalah sumber nilai. Dimana poin-poin dalam pancasila mengandung
kebermanfaatan bagi kehidupan. Pancasila lahir dari realitas sosial yang ada di
Indonesia. Pancasila juga terkait erat dengan keadaan dunia pada zamannya,
artinya pancasila mempunyai sejarahnya tersendiri. Dimana sejarah tersebut
menjadi sumber inspirasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pasca perang
dunia kedua, setiap Negara diseluruh dunia mengalami guncangan dalam setiap
sector dan lini kehidupan. Khususnya Indonesia yang pada saat itu berada
sebagai Negara bekas jajahan Eropa. Indonesia merdeka dalam keadaan dunia yang
sedang terpecah. Pada saat yang bersamaan, Indonesia dan pancasilanya lahir
sebagai Negara yang menyatukan dunia.
Pancasila sebagai asas berbangsa dan
bernegara
Terbentuknya
Indonesia sebagai Negara yang utuh dipengaruhi oleh banyak kepentingan. Secara
garis besar dapat kita bedakan menjadi kepentingan tokoh agama dan kepentingan
tokoh sekuler. Agama adalah keharusan manusia dalam hidup. Namun perlu juga
kita ketahui bahwa modernisasi menjadi satu kewajiban untuk Negara merdeka.
Tidak dapat disangkal, keduanya menjadi kebutuhan menjalankan roda pemerintahan
di Indonesia. Terjadi pertarungan sengit dalam menentukan akan dibawa kemana
Negara ini dan berdampak pada pergantian poin sila pertama menjadi keTuhanan
Yang Maha Esa.
Pancasila dalam tinjauan sudut pandang
keagamaan dan kemanusiaan
Indonesia
dengan segala isinya mempunyai keanekaragaman berlimpah, baik dari sumberdaya
manusia dan sumberdaya alam yang ada. Kenisbian manusia dan kemutlakan Tuhan
menjadi sebuah instrument besar dalam memahami betapa agungnya pancasila.
Peradaban yang bersifat maju dan kebudayaan yang cenderung mengikat
merefleksikan nilai-nilainya dalam wadah yang kita namakan pancasila. Ini
menjadi tinjauan kritis mengapa pancasila menjadi kesatuan utuh dari realitas
sosial yang ada di Indonesia dan keadaan dunia internasional. Pancasila
merangkum setiap sudut dalam kehidupan keagamaan dan kemanusiaan.
Pancasila sebagai kekuatan ideologis
Sukarno dan
demokrasi terpimpin menjadikan pancasila sebagai kekuatan ideologis untuk
Indonesia dipandangan dunia. Indonesia mengeluarkan diri dari PBB, namun di
saat yang bersamaan dengan pancasilanya Indonesia mempersatukan Negara-negara
di dunia yang juga Negara-negara bekas jajahan Eropa dan membuat organisasi
internasional tandingan yang kita kenal dengan GANEFO. PBB diindikasikan
terintervensi oleh kepentingan Negara penguasa. Tidak lama setelah itu, banyak
Negara-negara yang mengeluarkan diri dari PBB. Terlaksanalah konferensi
Asia-Afrika dihadapan dunia. Dengan kekuatan yang tentu mengalahkan PBB sebagai
organisasi yang dekat hubungannya dengan terjadinya perang dunia kedua.
Standarisasi pancasila
Pasca
digulingkannya Soekarno dari kepemimpinan sebagai presiden. Soeharto danb zaman
orde baru memberikan dampak besar bagi pembangunan Indonesia.
Percepatan-percepatan dalam IPTEK terus dilakukan. Hal tersebut menjadikan
Indonesia sebagai Negara yang tidak mengenal identitasnya sendiri. Apa yang
kita ketahui pancasila sebagai sumber nilai menjadi sesuatu yang disakralkan
dan dimatrialkan. Pancasila menjadi sekadar jargon untuk menumpuk manipulasi
citra. Pancasila digunakan sebagai alat
politis untuk mempertahankan kekuasaan para
penguasa. Kebiasaan tersebut menampakkan pancasila terstandarisasi untuk
mengukur pemahaman masyarakat tentang kehidupan berbangsa. Kita mengenal P4
zaman itu. P4 menjadi salah satu bentuk standarisasi pancasila. Artinya setiap
orang yang lulus memahami pancasila harus mendapatkan nilai yang baik dalam P4.
Sedangkan bagi mereka yang tidak lulus disingkirkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pemerintahan yang otoriter
Zaman orde
baru dan segala kebijakannya mengubah pancasila menjadi symbol-simbol semu. Secara
psikologis timbuk kekangan dari masyarakat terhadap pemahaman tentang
pancasila. Masyarakat meninggalkan pancasila. Pancasila tidak mempunyai nilai
tawar dalam kehidupan. Efek langsung yang dirasakan yaitu terdegradasinya moral
masyarakat dalam berperilaku. Masyarakat Indonesia yang di kenal santun dan religious
terkenal arogan dan reaksioner dalam menanggapi setiap permasalahan. Rasa-rasa
tidak percaya terhadap pemerintah mulai ditunjukkan dengan banyaknya aksi massa
jalanan, kriminalitas di setiap waktu, dan pelecehan moral yang berujung pada
hak asasi manusia.
Pancasila saat ini dan masa depan
Perbaikan terus
dilakukan oleh para pemikir untuk mengembalikan pancasila pada tempat yang
sebenarnya. Pancasila yang seharusnya menjadi sumber nilai sudah tidak berarti
banyak. Pancasila harus ditafsirkan secara bebas oleh masyarakat, selama itu
masih dalam koridor dan inti dari tujuannya. Pancasila adalah konsepsi yang
dipunyai oleh Negara ini. Banyak Negara dunia yang memakai pancasila sebagai
konsep kehidupan berbangsa dan bernegaranya. Namun kebalikan dari itu semua,
Indonesia sebagai pemilik dari pancasila mempunyai sejarah kelam yang harus
diperbaiki. Kita kini berada dalam era dunia ketiga. Yang pada diskursusnya
berorientasi pad aide dan pemikiran. Kita sebagai mahasiswa menjadi salah satu
sasarannya. Tidak dipungkiri sangat sedikit mahasiswa yang sudah lupa dengan
bangsa dan negaranya. Indonesia yang dilahirkan dari perjuangan dan klenik masa
lalu, tidak mempunyai arti apa-apa pada pemuda masa kini. Inilah waktu yang
tepat untuk kita berperan aktif dalam setiap perbaikan. Dimulai dari bagaiman
kita memahami lingkungan sampai pada pembertahankan kedaulatan Indonesia
sebagai Negara besar yang tidak tahu dengan identitasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar